Ada struktur bangunan unik datang dari daratan Turki, yakni sebuah tempat penyimpanan air luar biasa besar serta megah. Selama kekuasaan Kekaisaran Istanbul Constantinople tempat penyimpanan air tersebut dibangun di bawah tanah. Letaknya berada di bawah jalan-jalan dan rumah penduduk setempat. Salah satu yang terbesar dan termegah di antaranya adalah Basilica Cistern, karena letaknya berada di bawah Stoa Basilica, sebuah taman umum yang besar di Bizantium.
Menariknya, tempat tersebut dibuat dengan struktur mengagumkan yang terdiri dari tiga ratus lebih kubah berkolom pada atapnya sehingga terlihat seperti sebuah istana. Kemudian pada saat ini dijuluki sebagai ‘Sunken Palace’.
Kaisar Justinian I memerintahkan pembangunan tangki ini dimulai pada tahun 532, sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan air istana dan bangunan-bangunan yang ada di dekatnya. Tangki dibangun sepanjang 150 meter dengan lebar 70 meter dan mampu menampung kapasitas air hingga 100.000 ton.
Sedangkan bagian yang paling mencolok adalah dua kepala raksasa yang dibangun menyerupai mitos raksasa Medusa. Kepala Medusa digunakan sebagai penyangga di bawah dua kolom di sisi barat tangki. Kemudian yang satunya lagi diletakkan dalam posisi terbalik dan miring ke samping.
Tapi nyatanya, posisi terbalik ini malah memancing ketertarikan pengunjung. Mereka menduga ada kisah misteri di balik penempatan kepala Medusa, seperti melawan pandangan yang mematikan.
Tangki akhirnya ditutup dan dilupakan. Hampir satu abad kemudian, ketika sarjana Belanda Petrus Gyllius masih di Constantinople meneliti Bizantium antiquities, ia mendengar cerita tentang bagaimana warga di dekat Hagia Sophia dapat memperoleh air dengan menurunkan ember ke lubang-lubang di ruang bawah tanah mereka.
Kadang-kadang mereka bahkan menangkap ikan. Gyllius memutuskan untuk menyelidiki dan akhirnya berhasil mengakses tangki melalui ruang bawah tanah rumah di daerah itu. Kemudian pada tahun 1985, dilakukan pengangkatan 50.000 ton lumpur dari tangki dan dibangun platform yang lebih tinggi. Lalu bangunan tangki ini dibuka untuk umum pada tahun 1987.
Menariknya, tempat tersebut dibuat dengan struktur mengagumkan yang terdiri dari tiga ratus lebih kubah berkolom pada atapnya sehingga terlihat seperti sebuah istana. Kemudian pada saat ini dijuluki sebagai ‘Sunken Palace’.
Kaisar Justinian I memerintahkan pembangunan tangki ini dimulai pada tahun 532, sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan air istana dan bangunan-bangunan yang ada di dekatnya. Tangki dibangun sepanjang 150 meter dengan lebar 70 meter dan mampu menampung kapasitas air hingga 100.000 ton.
Sedangkan bagian yang paling mencolok adalah dua kepala raksasa yang dibangun menyerupai mitos raksasa Medusa. Kepala Medusa digunakan sebagai penyangga di bawah dua kolom di sisi barat tangki. Kemudian yang satunya lagi diletakkan dalam posisi terbalik dan miring ke samping.
Tapi nyatanya, posisi terbalik ini malah memancing ketertarikan pengunjung. Mereka menduga ada kisah misteri di balik penempatan kepala Medusa, seperti melawan pandangan yang mematikan.
Tangki akhirnya ditutup dan dilupakan. Hampir satu abad kemudian, ketika sarjana Belanda Petrus Gyllius masih di Constantinople meneliti Bizantium antiquities, ia mendengar cerita tentang bagaimana warga di dekat Hagia Sophia dapat memperoleh air dengan menurunkan ember ke lubang-lubang di ruang bawah tanah mereka.
Kadang-kadang mereka bahkan menangkap ikan. Gyllius memutuskan untuk menyelidiki dan akhirnya berhasil mengakses tangki melalui ruang bawah tanah rumah di daerah itu. Kemudian pada tahun 1985, dilakukan pengangkatan 50.000 ton lumpur dari tangki dan dibangun platform yang lebih tinggi. Lalu bangunan tangki ini dibuka untuk umum pada tahun 1987.