Gunung Salak dengan dua puncak, yakni Salak I (I 2.211 m dpl) dan Salak II (2.180 m dpl) yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat kembali memakan korban. Kali ini korbannya berasal dari anggota Mapalaska, Mahasiswa Pecinta Alam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Jogyakarta, yang dinyatakan hilang.
Keenam pendaki tersebut hilang sejak Kamis (28/1/20100), setelah salah seorang dari mereka mengirimkan pesan singkat kepada seorang senior untuk segera menjemput, karena kondisi mereka yang berada di tepi jurang.
“Di sini tebing longsor. Ngak bisa dijangkau tanpa alat. Kondisi kritis (Hypotermia). Lacak sinyal HP! HP! Drop! Jemput cepat!” demikian pesan yang disampaikan Febri.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, Sabtu (30/1/2010) 6 mahasiswa tersebut antara lain bernama Febri, Zaki, Wildan, Adib, Irham dan Unan.
Menurut Iwan Firdaus selaku SAR Mission Coodinator (SMC), keenam pendaki tersebut mulai mendaki sejak 23 Januari lalu melalui pintu kaki Gunung Salak, Ciapus. Mereka berencana turun pada 27 Januari. Namun karena cuaca yang tidak bersahabat ditambah dengan logsitik yang mulai menipis, membuat gerakan mereka terhambat tepat di tepi jurang yang cukup dalam.
“saat kita mencoba menghubungi mereka kembali, tidak ada jawaban. Besar kemungkinan handphone mereka sudah mati. Selain itu mereka juga sempat mengabarkan kordinat terakhir. Karenanya kita memutuskan untuk melakukan evakuasi SAR” ujang Iwan.
Sedangkan bagi Ketua Wapalapa Universitas Pakuan Bogor, Trisna, pihaknya mendapat kabar sekitar pukul 11.00 (29/01/2010) dari salah seorang pendaki senior Hari Macan. Begitu mendapat kabar Wapalapa langsung menurunkan tiga orang anggotanya untuk melakukan pencarian.
Diketahui, enam korban berada pada posisi 106,44’30”BT, 06,41’39”LS. Untuk melakukan evakuasi, pada pukul 16.20 empat orang anggota wapalapa lainnya kembali diterjunkan ke lokasi.
Evakuasi baru bisa dilakukan pada Jumat sore (29/1/2010), karena jumlah pencari yang belum memadai untuk jarak tempuh yang lumayan jauh dan terjal. Belum lagi, kondisi cuaca yang sering berubah-ubah.
Keenam mahasiswa tersebut, berdasarkan SMS yang diterima, sedang dalam kondisi kritis. Mereka bahkan memberi tahu jika posisinya yang cukup sulit untuk dijangkau tanpa adanya bantuan dari alat untuk evakuasi.
Sempat Terdengar Teriakan
Begitu mengetahui teman mereka hilang di Gunung Salak, beberapa orang mahasiswa pecinta alam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta dan Jakarta secara sukarela mendaki Gunung Salak guna mencari 6 rekannya yang hilang.
Tim pertama yang beranggotakan delapan orang langsung berangkat pada Jumat Sore (29/01/2010). Mereka sempat mendengar teriakan korban minta tolong saat tim pencari sudah mendekat. Hal ini dibenarkan oleh Ogi, anggota RAPI-Bogor yang bertugas sebagai kordinator komunikasi.
“Tim berangkat pada Jumat sore (29/1) melalui jalur Curug Nangka dipimpin oleh UIN Jakarta” ujar Ogi.
Ogi menambahkan, meski sudah bisa mendengar teriakan, tim evakuasi belum bisa mendekati posisi korbaan, karena lokasi mereka yang berada persis di lembah dalam.
Sementara itu, tim pencari kedua berjumlah 20 pendaki lainnya masih terus melakukan koordinasi perihal keberangkatan dalam melakukan evakuasi SAR. Ketiadaan alat evakuasi dan logistik menjadi salah satu penyebab tertahannya mereka.
Enam mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta hilang di Gunung Salak. Mereka berangkat sejak 23 Januari lalu melalui pintu kaki Gunung Salak, Ciapus. Mereka berencana turun 27 Januari.